PEMBUKAAN UUD 1945 BOLEH DIUBAH ATAU TIDAK?


Pada saat kita sedang melaksanakan pendidikan baik itu pendidikan dasar, menengah maupun tinggi, sering kita diberikan pertanyaan tentang alasan mengapa Pembukaan UUD 1945 tidak bisa diubah atau dengan kata lain tidak boleh diubah. Maka jawaban yang biasanya kita berikan adalah didalam pembukaan UUD 1945 terdapat dasar negara (PANCASILA) sehingga apabila merubah Pembukaan UUD 1945 itu sendiri akan merubah dasar negara kita, hal ini mengakibatkan berubahnya negara kita.

Namun apabila kita analisa lebih lanjut tentang isi Pembukaan UUD 1945, maka akan kita temukan esensi apa yang ada sehingga memberikan gambaran kepada kita mengenai alasan Pembukaan UUD 1945 tidak boleh diubah. Analisa ini merupakan hasil diskusi yang bisa menjelaskan betapa founding father negara kita tercinta mempunyai harapan besar atas bangsa ini.

Alinea pertama: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Pada alinea ini bisa kita ambil esensi yang tersurat maupun tersirat.

1.       Bahwa bangsa Indonesia sangat menghargai hak bangsa.

2.       Kemerdekaan merupakan hak bangsa.

3.       Penjajahan tidak boleh ada di bumi ini.

4.       Perikemanusiaan dan perikeadilan.

Apabila kita ambil kesimpulan dari apa yang tersurat , maka nilai universal yang terdapat di alinea pertama adalah Hak Asasi . Kita bayangkan pada tahun itu (1945) para pendiri bangsa sudah menyatakan bahwa Hak Asasi harus dijunjung tinggi tanpa pengecualian. Hak Asasi ini disebutkan dalam alinea pertama, yang mengawali isi pembukaan UUD 1945 itu sendiri.

Alinea kedua: Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Esensi yang tersurat dalam alinea ini adalah:

1.       Adanya perjuangan bangsa Indonesia.

2.       Kebahagiaan sudah mencapai pintu gerbang kemerdekaan.

3.       Merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Apabila kita simpulkan dari apa yang tersurat, maka esensi yang terkandung adalah nilai perjuangan. Bahwa bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan adalah dengan perjuangan. Bukan semata-mata pemberian dari bangsa lain. Nilai perjuangan merupakan esensi utama dalam alinea ini.

Alinea ketiga: Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Beberapa nilai yang tersurat antara lain:

1.       Nilai Ketuhanan.

2.       Keinginan luhur dan kebangsaan yang bebas.

3.       Pernyataan kemerdekaan.

Alinea ini mengandung pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dilandasi oleh nilai Ketuhanan, keinginan yang luhur dan kehidupan  berbangsa yang bebas. Pernyataan kemerdekaan ini merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara yang baru berdiri.

Alinea keempat: Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada alinea ini terdapat beberapa hal yang tersurat, antara lain:

1.       Membentuk pemerintah Indonesia yang bertugas melindungi segenap bangsa,….,perdamaian abadi dan keadilan social.

2.       Kemerdekaan dimasukkan dalam UUD negara.

3.       Bentuk negara Indonesia: REPUBLIK.

4.       Negara Indonesia berkedaulatan rakyat.

5.       Negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan YME,…,keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Alinea keempat lebih spesifik pada pembentukan pemerintah dan negara Indonesia. Mulai dari pembentukan pemerintah beserta tugasnya (biasanya kita sebut sebagai tujuan negara) yang apabila kita uraikan akan sangat kompleks dan komprehensif, kemudian bentuk negara republic serta demokrasi (berkedaulatan rakyat) dan dasar dari negara adalah isi dari Pancasila.

Apabila kita hubungkan antara alinea pertama, kedua, ketiga dan keempat maka akan ada  Hubungan Kronologis dan kausalitas. Dimulai dari alinea pertama yang menggambarkan latar belakang dari negara Indonesia, kemudian alinea kedua menggambarkan perjuangan yang sudah mencapai pentu gerbang kemerdekaan, alinea ketiga merupakan pernyataan kemerdekaan dan alinea keempat merupakan pembentukan pemerintah dan negara Indonesia. Apabila kita mengubah salah satu alinea, maka akan merubah hubungan antar alinea sehingga merusak kausalitas yang terdapat di dalamnya.

Demikian sekelumit hasil diskusi di kelas yang terbatas oleh waktu. Semoga dengan lebih memahami apa yang tertulis di atas diharapkan kita bisa lebih menghargai para pahlawan kita yang telah berjuang demi kemerdekaan bangsa kita tercinta serta mempersiapkan terbentuknya negara Indonesia sehingga kita bisa mengisi kemerdekaan sebagai amanat para founding father kita.

Posted in Thinking and idea | 1 Comment

VARIAN HELIKOPTER MI-24/MI-35

Setelah sekian lama tidak menulis, dan banyaknya keinginan untuk mengetahui Helikopter jenis Mi-35 atau aslinya bernama Mi-24, akhirnya saya bisa sedikit memberikan penjelasan tentang varian Helikopter jenis ini.

Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad) memiliki alutsista berupa helicopter produksi Rusia, yaitu Helikopter Mi-17 V 5 dan Helikopter Mi-35P. Kedua jenis heli tersebut merupakan varian dari mi-8 untuk Mi-17 dan Mi-24 untuk Mi-35. Pada kesempatan kali ini akan saya jelaskan sedikit tentang varian dari helicopter Mi-24/Mi-35, yang disebut oleh NATO dengan nama Hind. Berikut ini adalah helicopter jenis Mi-24/Mi-35 yang merupakan helicopter untuk tugas umum (general battlefield duties):

1.       V-24 (mi-24) Hind-B attack helicopter prototypes (izdeliye 240)

Proyek pembangunan Mi-24 dimulai setelah ada kerjasama antara Komite Pusat Partai Komunis dan Dewan Menteri Rusia pada tanggal 6 Mei 1968. Program Mi-24 mengalami kemajuan dibawah supervise Desainer Utama Mikhail L. Mil (berhasil setelah kematiannya pada th 1970 oleh Marat Nikolayevich Tischchenko). Desain utamanya dipimpin oleh pimpinan tehnik proyek V.A. Kuznetsov, deputinya Tischchenko. Tim tersebut termasuk program test flight (V.M. Olshevet, V.D. Zernov dan B.V. Smyslov). Prototipe pertama terbuat pada Juni 1969. Keputusan Mil meminjam komponen dinamis dari heli Mi-8 Hip-B/C transport helicopter dan Mi-14 Haze-A anti kapal selam warfare helicopter, yang saat juga sedang diuji coba. (Bersamaan dengan proyek Bell Helicopter Model 209 (AH-1 Huey Cobra) dari Bell 205 (UH-1H). Engine pertama menggunakan TV2-117A yang dipakai Mi-8, keputusan tsb salah karena kemampuannya kurang, sehingga digunakan engine TV3-117 yang digunakan pada heli Mi-14. Heli ini membawa FFAR pod dan bomb, termasuk ATGM (Anti Tank Guided Missile) launcher. Crewnya tandem, pilot berada di belakang WSO (Weapon System Operator). Penumpang di cabin berjumlah 8 troopers yang dapat menembak dari jendela cabin dengan Kalashnikov AKM (varian AK-47). ATGM-nya berjenis Falanga-M/AT-2 Swatter. Fuselage depan dilengkapi dengan 12,7 mm senapan otomatis yang dapat ditembakkan oleh pilot dengan gunsight.

2.       Mi-24A Hind-A attack helicopter (izdeliye 240)

Sama seperti versi sebelumnya, perubahan terletak pada bentuk hidung yang lebih panjang dan lebih aerodinamis untuk mengakomodasi Raduga-F sebagai tempat SACLOS ( semi automatic command line-of-sight) guidance system untuk ATGM. Pintu model mobil dan kaca dibuat menjadi bubble (cembung) agar pilot bisa melihat kebawah. Flight control juga diubah untuk WSO (cyclic, collective dan pedal) sehingga pilot dapat mterbang ke home base saat mereka tidak bisa terbang. Diproduksi pada tahun 1970-an di Arsen’yev factory. Terjadi perubahan pada tail rotor dari pusher ke puller system, hal ini menambah efektifitas tail rotor. Lebih dari 240 helikopter jenis ini diproduksi hingga awal tahun 1975.

3.       Mi-24U Hind-C trainer (izdeliye 244)

Helikopter ini merupakan heli latih, terdapat beberapa perubahan khususnya di hidung pesawat, tidak dipasang A-12,7 senapan mesin. Instruktur duduknya di cockpit depan (WSO).

4.       Mi-24B Hind-A development aircraft (izdeliye 241)

Terdapat peningkatan system senjata pada helicopter ini. Dipasang senapan mesin 12,7 mm Yakooshev /Borzov YakB-12.7 menggunakan sight system yang akan menyesuaikan dengan gerakan helicopter. Manuaaly guided 9M17M Falanga-M pada Mi-24A diupgrade menjadi 9M17P Falanga-P (semi automatic guidance). Targeting menggunakan Low-light-level-television dan FLIR (forward looking infrared).

5.       Mi-24D/Mi-25 Hind-D attack helicopter (izdeliye 246)

Perubahan yang signifikan adalah bagian depan helicopter, tempat duduk dipisahkan antara Pilot dan WSO menjadi depan-belakang. Cockpit menjadi lebih runcing dengan dilengkapi kaca anti peluru serta bentuk cembung dibagian atas. Produksi pada tahun 1973 di Progress Aircraft Factory dan Rostov Helicopter Factory. Versi ekspornya dikurangi dalam hal avionic (downgrade) untuk menyuplai negara-negara pakta warsawa dengan versi Mi-25.

6.       Mi-24DU/Mi-25DU Hind-D trainer (izdeliye 249)

Merupakan versi latih, diproduksi pada tahun 1980. Hidungnya lebih halus daripada versi sebelumnya, termasuk perlengkapan launcher di wingtipnya untuk Falanga-PV. Versi ekspornya adalah Mi-25U.

7.       Mi-24V/Mi-35 Hind-E attack helicopter (izdeliye 242).

Menggunakan system senjata baru 9K113 dari system 9M114 Shtroom-V (AT-6 Spiral) supersonic ATGM. Missile ini lebih cepat dan akurat daripada swatter. Engine juga diupgrade menjadi TV3-117V dengan 2.225 shp. V=vysotnyy-for hight altitude dan ASP-17V automatic gunsight untuk pilot. Raduga-F LLLTV/FLIR diubah kedudukannya agak kebelakang dan alat komunikasi baru dipasang. Mulai diproduksi pada tahun 1976 dan hamper 1500 heli dibuat di Arsen’yev dan Rostov sampai tahun 1986. Versi ekpornya adalah Mi-35.

8.       Mi-24V trainer version.

Sama dengan versi Mi-24DU, yang membedakan adalah system senjata untuk 9M114 Shtroom ATGM. Versi ini disuplai ke negara India, sedangkan soviet sendiri tidak pernah memproduksi Mi-24VU untuk Angkatan Daratnya.

9.       Mi-24P/Mi-35P Hind-F attack helicopter (izdeliye 243)

Para Mil engineer  tidak begitu suka dengan senapan otomatis dibandingkan dengan canon. Mereka membuat desain Mi-24P. P=pushechnyy-Canon armed.  Sama dengan versi sebelumnya hanya menggantikan senapan mesin dengan senjata Canon 30mm. Produksi dimulai pada tahun 1981, lebih dari 635 heli sudah dibuat hingga akhir tahun 1989. Versi  ekspornya disebut Mi-35P.

10.   Mi-24VP Hind-E Mod attack helicopter (izdaliye 258)

Heli versi ini sama dengan versi sebelumnya, hanya dilengkapi dengan non-detachable moveable cannon installation, yaitu NPPU-24 dengan mountingnya GSh-23L. Dengan demikian Mi-24 akhirnya menggunakan persenjataan sesuai dengan harapan Mikhail L. Mil pertama kali. Pada tahun 1989 mulai diproduksi, namun saying hanya 25 unit saja karena canon yang baru dipasang terbukti tidak nyaman. Akhirnya gun pod tsb diganti dengan UPK-23-250. Roket FFAR termasuk illumination flare untuk operasi malam hari, KMGU sejenis bomb serta vertical bomb hingga 500kg. Heli ini juga dilengkapi dengan AAM launcher (Air-to-air missile).

Produksi berikutnya merupakan helicopter untuk tugas khusus. Sedangkan helicopter diatas merupakan helicopter untuk tugas secara umum.

Source: Mil Mi-24 Hind Attack helicopter, Yefin Gordon & Dmitriy Komissarov, 2001

Posted in Army Aviation | Leave a comment

SECURITY: PERTAHANAN/KEAMANAN DI INDONESIA

Security, adalah kata dalam bahasa Inggris yang kalau dibahasa Indonesia berarti “keamanan”. Setelah pemisahan antara TNI-Polri, konsep pertahanan dan keamanan benar-benar dipisahkan secara jelas sesuai dengan Tap MPR no VI dan VII th 2000. Masalah “pertahanan” diatur dalam UU no 3 th 2002 tentang “pertahanan negara”, sedangkan “keamanan” merupakan tugas Polri sesuai dengan UU no 2 th 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia.

Kata “security” sendiri mempunyai arti yang lebih luas dibandingkan “pertahanan” itu sendiri. Sesuai dengan kamus Oxford, security is conditioned of being protected from or not exposed to danger. Yang berarti pengurangan atau penghilangan bahaya atau ancaman. Mengapa security tersebut penting? Ada beberapa alasan dikatakan security memiliki sesuatu yang dianggap penting, antara lain:

1.    Sebagai pedoman apa yang harus dilakukan oleh seseorang. Contohnya adalah Orang tua terhadap anaknya, mereka selalu memberitahu kepada anak-anak mereka apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, seperti menyuruh anaknya untuk tidak menyeberang jalan karena banyak truk dan kendaraan. Hal ini untuk melindungi mereka dari ancaman-ancaman yang ada.

2.    Tanggung jawab utama dari Negara. Hal ini berarti bahwa tanpa adanya “security” maka tidak aka nada yang bisa dilakukan secara berhasil. Negara terdiri dari wilayah, minimal ada 5 faktor suatu wilayah dikatakan negara, antara lain: wilayah, orang/warga negara, pemerintah, kedaulatan dan pengakuan. Wilayah negara sesuai dengan UNCLOS digunakan untuk menentukan batas laut harus dilindungi oleh negara. Pengakuan negara lain merupakan hal yang penting untuk disebut sebagai negara, contoh Kosovo-Eropa dan negara Barat mengakuinya sebagai negara, namun Rusia dan Serbia tidak. Pengakuan negara lain ini dilaksanakan dengan menjadi anggota PBB. Dalam negara, militer merupakan intitusi utama yang bertanggung jawab dalam masalah “security”.

3.    Kurangnya kondisi security bisa mengakibatkan kehancuran bagi negara. Sebagai contoh Jerman 1930 dibawah pemerintahan Hitler, berusaha menguasai negara lain yang kurang masalah security. Demikian juga Afganistan dan Irak, yang dikuasai oleh negara lain.

4.    Mempengaruhi pandangan dari suatu negara. Isu security dapat berubah pada cara pandang suatu negara, sebagai contoh sebelum peristiwa 11 September 2001 apabila kita bertanya kepada warga Amerika tentang teroris internasional, maka mereka tidak akan terlalu peduli. Namun setelah peristiwa 9-11 mereka akan lebih peduli pada masalah teroris internasional. Contoh yang lain adalah di Aceh, sebelum peristiwa tsunami, masalah yang diperhatikan pemerintah adalah GAM, namun setelah peristiwa tsb merubah pandangan negara untuk lebih mengurusi masalah tsunami.

Ada beberapa cara pandang tentang “security” dalam kajian tentang keamanan.

1.    Traditional view (pandangan tradisional). Paham ini memandang bahwa pusat kajian tentang security adalah masalah militer. Level analisa hanya pada tingkat negara yang terpusat pada kekuatan militer. Konsep ini lebih sempit hanya memandang masalah militer saja. Selama perang dingin merupakan contoh utama dalam hal ini, isu keamanan yang berkembang hanya kekuatan militer saja. Menurut James Wirtz, pada saat perang dingin isu security yang dibahas adalah perang, damai, nuklir dan krisis manajemen, diplomasi, kekuatan militer dan aliansi politik.

2.    Non traditional view. Pandangan ini melibatkan level yang berada diatas dan bawah dari negara. Level diatas negara antara lain regional dan global level, sedangkan level dibawah negara adalah community/grup, individual/human level. Pembahasan masalah security tidak hanya “negara” saja namun juga semua level tersebut. Konsepnya lebih lebar, dimana melibatkan masalah lingkungan, manajemen sumber daya, energy, perpindahan penduduk, penyakit, terorisme, kejahatan criminal dan ekonomi menjadi hal baru dalam konsep “security”.

Bagaimana dengan negara Indonesia? Pada waktu sebelum reformasi, kita masih menggunakan tradisional iew tentang “security”, pada saat itu masalah keamanan masih dipusatkan pada militer. Berbicara tentang negara berarti berbicara masalah militer, terlebih lagi pada saat itu polisi masih dibawah ABRI. Semua studi tentang keamanan hanya terfokus pada militer saja. Seiring dengan reformasi, terjadi pergeseran pandangan tentang “security”. Masalah “security” tidak hanya menjadi domain militer saja namun sudah mulai meluas. Hanya memang belum demikian luasnya seperti menurut Barry Buzan, tentang security sector: politik, ekonomi, social, militer dan lingkungan. Saat ini Indonesia baru pada sector militer dan social saja. Military sector memang sudah dilakukan sejak jaman sebelum reformasi, sedangkan social sector dilakukan melalui penegakan hukum oleh Polri. Keamanan sector politik, ekonomi dan lingkungan belum dilaksanakan secara nyata di negara kita. Sebagai contoh masih banyak terjadi konflik kepentingan antara partai-partai politik dengan pemerintah dikaitkan dengan tokoh politik yang terlibat di dalamnya. Dalam hal ekonomi, belum ada ketahanan/keamanan masalah ekonomi dikaitkan dengan kondisi global yang berkembang serta masalah lingkungan, belum ada kepedulian tentang keamanan lingkungan termasuk laut, air dan udara serta tanah tempat hidup warga negara.

Semua masalah security tersebut, seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah dengan didukung oleh seluruh masyarakat dan warga negaranya. Akan lebih baik jika masalah security dibahas secara komprehensif dan terintegrasi dalam satu pokok bahasan sehingga pada saat implementasinya tidak akan berbenturan dilapangan, karena tanggung jawab setiap sector tidak hanya domain militer saja, tetapi setiap institusi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kebijakan masalah keamanan telah dirumuskan dan dikeluarkan sesuai Perpres no 7 th 2008. Sekarang tinggal kita lihat bagaimana pelaksanaan Perpres tersebut sesuai dengan tugas dan tanggung jawab tiap-tiap lembaga.

Posted in Thinking and idea | Leave a comment

Crew Pertama (All Indonesian Crew) Menerbangkan Mi-17 di Indonesia

Tanggal 6 Agustus 2008, merupakan hari yang sangat mengesankan bagi kami…Pada hari itu dilangsungkan serah terima helikopter dari Rusia jenis Mi-17 V5 dari pihak Rusia kepada pihak Indonesia. Upacara dilaksanakan di Appron Base Ops TNI yang terletak di Juanda. Sesuai dengan protokoler acara, maka setelah serah terima akan diadakan demo flight helikopter Mi-17 V5 yang diakhiri dengan taxi dan shut down engine di Appron Base ops.

     Keseluruhan crew Mi-17 yang ada pada saat itu terdiri dari 6 pilot dan 4 flight engineer. 10 orang ini ditugaskan untuk mengawaki 6 unit helikopter yang akan diserahterimakan. Karena ada acara demo flight,maka ditunjuklah 3 orang crew yang mengawaki heli untuk demo tersebut. Ini merupakan pengalaman yang sangat mengesankan, karena crew inilah crew Indonesia pertama menerbangkan helikopte Mi-17 V5 di wilayah Indonesia. Memang sebelum diserahterimakan, pada saat acceptance ataupun test flight kita sudah menerbangkan heli ini di Juanda, namun saat itu masih didampingi oleh Pilot serta Flight Engineer dari Rusia.

     Pada malam hari sebelum hari H, kami dibagi tugas sesuai dengan pelaksanaan protokoler acara serah terima heli. Yang mendapatkan kehormatan menerbangkan heli adalah Kapten Rony, saya dan flight engineer Lettu Rahmat. Sedangkan crew yang lain bertugas di helikopter yang diparkir di Appron Base Ops guna menjelaskan spesifikasi dan kerakteristik heli apabila ada pertanyaan dari pejabat terkait maupun wartawan, dengan kata lain mereka ikut serta di dalam acara serah terima.

     Pagi hari tanggal 6 Agustus 2008, kami bertiga telah siap di helikopter dengan no registrasi HA-5138. Perasaan kami masih campur aduk, karena tugas ini tergolong berat juga. Ibaratnya kita mau terbang solo (Solo Flight). Tanpa didampingi satu orangpun crew dari Rusia, flight engineer melaksanakan preflight check. Membuka cowling engine serta mengecheck system yang ada sesuai dengan check list yang ada. Bila sebelum-sebelumnya selalu didampingi Flight engineer dan Tehnisi dari Rusia,maka pada kali ini dikerjakan sendirian oleh Lettu Rahmat. Saya pun selaku penerbang dan bagian dari crew ini harus membantu FE, karena memang tidak ada orang lain, cuma kami bertiga. Helikopter yang sedemikian besar harus kami periksa semuanya, dan kelihatan sekali sangat repot bila dilakukan sendirian. Saya ikut membantu menutup cowling engine serta membuka cover lainnya. Pada saat akan menutup cowling engine APU, ternyata kunci tutupnya tidak bisa bekerja. Flight Engineer sudah berusaha menutup kuncinya,namun tidak pernah bisa. “Gawat juga nih..”, pikir saya,”Jangan sampai cowlingnya lepas pada saat kita terbang.”Setelah beberapa lama akhirnya kita putuskan memanggil salah satu tehnisi dari Rusia yang saat itu berada di tempat acara. Oleh tehnisi rusia, lock-nya dilepas dan disampaikan bahwa hal itu tidak apa-apa karena masih ada kunci pengaman lainnya untuk cowling itu, akhirnya kamipun agak lega.

     Pada saat acara sudah dimulai, kami siap-siap dihelikopter untuk melaksanakan start engine. Proses start engine berlangsung agak lama, karena kami harus benar-benar correct. Check list kami baca dengan teliti dan dilaksanakan secara benar. Dan Alhamdulilah proses start dapat berjalan dengan aman dan lancar. Dilanjutkan dengan taxi menuju main runway. Di dalam helikopter cuma ada kami bertiga, pada saat mulai berjalan inilah perasaan saya sangat bangga karena kamilah crew Indonesia lengkap yang menerbangkan pesawat Mi-17 V5 yang pertama kali di wilayah Indonesia. Pada waktu itu kapten Rony yang memegang kontrol heli dan saya melaksanakan komunikasi dengan Tower (ATC) sambil memonitor instrumen dibantu oleh Flight Engineer. Dengan pelan kami taxi menuju main runway, kemudian line up dan persiapan untuk terbang. Setelah ada clearance dari Tower, dengan pelan-pelan kami hover…Goyang-goyang itu wajar, karena kami baru 15 Jam Terbang namun kami sudah mampu mengendalikan heli dengan tenang. Dilanjutkan take off serta terbang circuit pattern dan diakhiri dengan approach di main runway. Setelah landing kami taxi menuju Appron Base Ops, disitu kami lihat dari cockpit sudah banyak wartawan serta tamu undangan dan pejabat-pejabat melihat manuver kami. Setelah sampai di Appron Base Ops, kami shut down engine dan turun untuk melaksanakan post flight.

      Pengalaman itu merupakan pengalaman yang tidak terlupakan, kami adalah crew pertama Indonesia yang menerbangkan helikopter Mi-17 V5 di wilayah Indonesia. Perasaan seperti mau terbang Solo akhirnya hilang dan berganti dengan rasa bangga serta semangat untuk lebih baik lagi guna mengoperasionalkan helikopter Mi-17 V5 yang merupakan aset bangsa dan negara demi tegaknya kedaulatan negara kita tercinta ini.

Posted in Pengalaman | 3 Comments

Mi-17 V5 Dalam Manuver Free Fall

Helikopter Mi-17 V5 merupakan helikopter jenis angkut yang terbesar pertama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dengan kemampuan membawa beban sampai dengan 4 ton, helikopter ini sangat cocok dipakai sebagai helikopter angkutan udara meskipun dapat juga dipakai sebagai heli serang dengan persenjataan lengkap. Untuk data tehnis secara detail silakan dilihat pada About Helicopter Mi-17 V5. Sebagai helikopter yang tergolong baru baik bagi pengguna maupun operator pelaksana, maka setiap manuver akan memberikan kesan yang pertama. Dibawah ini sedikit saya ceritakan tentang helikopter Mi-17 V5 yang digunakan untuk mengangkut pasukan/personel free fall (terjun bebas).

Persiapan mengangkut personel free fall harus dilaksanakan dengan matang. Mulai dari perencanaan kegiatan sampai dengan pengakhiran. Perencanaan kegiatan dilaksanakan dengan menghitung beban serta CG (center of gravity) dari helikopter. Secara tehnis, semua hitung-hitungan sudah tercantum dalam buku Weight And Balance Manual. Secara garis besar sbb:

Maksimum T/O weight : 13.000 kg

1) Berat kosong : 7.242 kg

2) Peralatan operasional : 200 kg

3) Crew (6) : 480 kg

4) Fuel penuh : 1.962 kg (BJ = 0.775 kg/l)

Total : 9.884 kg

5) Pay load tersedia : 3.116 kg

Dengan asumsi setiap peterjun berat badannya 80 kg + 18 kg payung = 98 kg. Maka jumlah peterjun yang dapat dibawa adalah 31 orang. Penghitungan tersebut untuk ketinggian 0-1000 meter. Diatas ketinggian tsb digunakan tabel maksimum gross weight for take off.

Tehnis loading ke dalam pesawat dilaksanakan di ground baik melalui pintu samping kanan/kiri dan juga belakang (ramp door). Sususan tempat duduk secara garis besar adalah sbb:

pic00131

Demi kenyamanan pada saat terjun maka seat yang berada di tengah dilepas semuanya. Sehingga peterjun yang berada di gate tengah duduk dilantai.

Sesuai dengan cara keluar masuk helikopter, peterjun bisa loncat dari pintu samping maupun belakang. Yang kita laksanakan adalah loncat dari pintu belakang. Setelah semua peterjun didalam heli, ramp door ditutup dan dilanjutkan start engine serta take off. Dengan vertical speed 3-4 m/s kecepatan 120 km/h helikopter mulai naik dengan membentuk pattern. Ketinggian yang diharapkan saat loncat adalah 8000-10.000 feet (2450 – 2750 m). Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian tsb sekitar 15 menit. Jarak sekitar 2 menit dari dropping point, lampu merah kita nyalakan pertanda ramp door dibuka. Kemudian jump master melihat DZ (drop zone) sambil mengarahkan arah helikopter sesuai dengan arah angin. Untuk drop peterjun harus di atas angin. Sebagai crew kita hanya mengarahkan heli sesuai GPS yang ada. Selanjutnya kecepatan helikopter diatur sekitar 150 km/h dan 1 menit sebelum DZ lampu kuning dinyalakan (get ready) persiapan untuk terjun. Peterjun pertama berdiri di kabin paling belakang. Diatas DZ dinyalakan lampu hijau sebagai pertanda untuk loncat. Untuk go-no go loncat perintah dari jump master. Satu persatu peterjun loncat lewat belakang. Saat inilah akan memberikan efek bagi helikopter, karena beban yang dimuat mulai berkurang sesuai dengan peterjun yang loncat. Karena helikopter ini dilengkapi dengan autopilot, maka ketinggian tidak berubah sama sekali dan kontrol heli pun tidak banyak berubah. Pilot tidak terlalu banyak merubah kontrol pesawat. Setelah semua peterjun loncat, maka pilot harus menurunkan helikopter dengan cara menurunkan collective pitch. Disini seorang pilot harus jeli, karena autopilot altitude akan mati pada saat menggerakkan collective. Posisi autopilot sedang menahan pitch sehingga heli tidak naik akibat beban yang berkurang banyak. Oleh karena itu pilot harus meng-trim heli dengan menambah pitch ke depan sehingga altitude autopilot pada posisi level, baru collective diturunkan. Apabila langsung menurunkan collective maka helikopter akan naik secara tiba-tiba karena autopilot altitude masih bekerja menahan ketinggian heli.

skydive

Proses turun bisa dilaksanakan dengan cepat, collective pitch bisa diturunkan hingga minimum (seperti kondisi autorotasi). Sehingga tiba di spot (tempat pemuatan) bisa lebih cepat sekitar 5-10 menit. Hal inilah salah satu keuntungan penerjunan dengan menggunakan helikopter, bisa take off landing dari sebuah lapangan dan tidak memerlukan landasan (runway). Muatan pun bisa banyak yaitu 30 peterjun, bandingkan dengan pesawat casa 212 yang hanya mengangkut 18 orang dan harus take off landing di runway. Turun di tempat pemuatan, bisa langsung dilanjutkan untuk sorti berikutnya tanpa harus cut engine.

Posted in Army Aviation | 4 Comments